Konsumsi masyarakat akan komoditas ikan air tawar semakin meningkat seiring dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kandungan protein pada makanan. Menurut data Food and Agriculture Organization (FAO) pada tahun 2010, produksi ikan air tawar di Indonesia mencapai 46% dari keseluruhan produksi perikanan Indonesia. Tak hanya dikonsumsi di dalam negeri namun ikan air tawar juga kini mulai diekspor ke luar negeri. Dengan sumber daya alam dan manusia yang dimiliki seharusnya ikan air tawar dapat menjadi komoditas unggulan dari Indonesia, segala usaha inovasi untuk mengembangkan budidaya ikan air tawar pun terus digalakkan oleh berbagai pihak tak terkecuali Gibran Chuzaefah Amsi, seorang alumnus program studi Biologi Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 2007.
Dengan berbekal ilmu pengetahuan yang didapatkan di bangku kuliah dan ketertarikannya pada bidang entrepreneur, pada November 2012 Gibran mendirikan perusahaan Cyber Aquaculture. Sesuai dengan namanya perusahaan ini bergerak pada supporting system di bidang akuakultur dengan basis teknologi informatika dan cyber. Setelah melakukan penelitian selama 1 tahun, Gibran akhirnya menemukan sebuah inovasi baru yaitu teknologi sistem pakan ikan air tawar otomatis yang diberi nama ‘e-Fishery’. Hal ini dilakukan oleh Gibran karena teknologi yang digunakan oleh pengusaha budidaya ikan air tawar di Indonesia sekarang ini masih sangat tradisional sehingga usaha ini menjadi kurang menguntungkan. “Dengan adanya e-Fishery ini budidaya ikan air tawar di Indonesia akan menjadi lebih produktif, prospektif, dan profitable,” ujar Gibran.
E-Fishery akan memudahkan pengelola usaha budidaya air tawar karena dapat melalukan kontrol secara otomatis dari jarak jauh cukup dengan menggunakan layanan pesan singkat (SMS). Kontrol dapat dilakukan mulai dari pemberian pakan, penjadwalan pakan otomatis, kuantitas pakan yang digunakan, sampai sistem keamanan sehingga apabila terjadi tindak pencurian dapat terdeteksi dari jarak jauh dan dapat langsung dihubungkan dengan ponsel kepolisian. Selain itu, produktivitas dari budidaya ikan air tawar pun akan lebih terdata dengan baik dengan adanya e-Fishery. Melalui data tersebut, produktivitas dari usaha ini untuk masa yang akan datang dapat diproyeksikan sehingga investor akan yakin dengan prospektivitas budidaya ikan air tawar ini.
Teknologi yang digunakan oleh Gibran adalah dengan menggunakan network operation center yang dihubungkan dengan Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA) yang merupakan sistem kontrol yang biasa digunakan di industri besar. Komponen ini kemudian dihubungkan dengan food container yang telah dilengkapi dengan mekanisme pengeluaran pakan otomatis dan sensor kuantitas pakan. Dalam mengimplementasikan teknologi ini Gibran masih menemui beberapa kendala diantaranya yaitu pengembangan teknologi yang digunakan dan bagaimana mengedukasi masyarakat karena teknologi E-Fishery ini dapat dikatakan merupakan hal yang sangat baru bagi masyarakat.
Penemuannya di bidang teknologi pangan dan perikanan ini berhasil membawa Gibran meraih Juara I di kompetisi Mandiri Young Technopreneur 2012 pada kategori pangan dan pertanian. Dari kompetisi ini modal usaha sebesar Rp 1,5 miliar pun didapatkan Gibran untuk terus mengembangkan usahanya. Gibran bercita-cita untuk membuat ‘Desa Cyber Aquaculture Mandiri’, yaitu sebuah desa yang memiliki potensi budidaya ikan air tawar yang dikembangkan dengan teknologi E-Fishery.
Prestasi yang diraih oleh Gibran tentunya sangat menginspirasi anak muda Indonesia untuk terus menghasilkan inovasi yang bermanfaat, mampu menjadi solusi bagi permasalahan yang ada di masyarakat, dan turut memiliki nilai jual. “Semoga sumber daya manusia dan alam dari sektor pertanian dan perikanan bisa dikembangkan agar mampu menyejahterakan rakyat,” tutur Gibran. (Sumber : ITB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar